KabarIndonesia - Kabupaten Tasikmalaya, Selama
ini, aksi terorisme senantiasa mengedepankan isu agama, terutama agama
Islam. Karena itu secara tidak langsung berdampak negatif pada citra
pondok pesantren. Bahkan mencul dugaan, bahwa keberadaan pondok
pesantren sering dijadikan ‘sarang’ tempat bersembunyi para teroris, dan
ini membuat tidak nyaman para ulama di Kabupaten Tasikmalaya.
“Tidak
benar, kalau keberadaan pondok pesantren dijadikan sarang atau tempat
persembunyian para teroris. Akibat penyamarataan yang salah kaprah
tersebut sangat merugikan
citra pondok pesantren seperti halnya pondok
pesantren di Kabupaten Tasikmalaya yang jumlahnya mencapai ribuan,“
tandas DR (HC) KH. Baban Zainal Arifin, MPh. sesepuh Pesantren Bendungan
Singaparna dan Salawu ini.
KH. Baban ZA. secara tegas
menepis anggapan tersebut. Sebab, teroris sangat berbeda dengan
pesantren. Kini masyarakat sudah bisa membedakan antara pesantren dan
terorisme.
Hal senada diungkapkan KH Asep Bunyamin, pengasuh
Pondok Pesantren Nurul Hasanah di Cipasung Kecamatan Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya. Beliau menepis bahwa pondok pesantren sebagai
sarang teroris. “Karena dari dulu, pondok pesantren sudah bisa
memposisikan diri di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni
sebagai Pembina umat menjadi warga yang baik, agar memiliki rasa
nasionalisme,“ ungkapnya.
KH Asep Bunyamin mengungkapkan
sebuah hadist yang menyatakan bahwa mencintai tanah air adalah bagian
dari nilai-nilai keimanan. “Dengan adanya pesantren benar-benar akan
mempererat kesatuan dan persatuan bangsa.” tuturnya. Dia pun
mencontohkan bahwa pondok pesantren selalu menjunjung tinggi nilai-nilai
nasionalisme, yakni dengan berpartisipasinya dalam memeriahkan
peringatan HUT ke 64 Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus kemarin.
“Pada
momen puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI kemarin, para santri di
Pondok Pesantren Nurul Hasanah dan di pondok-pondok pesantren lainnya
turut terlibat dalam kegiatan yang diadakan di lingkungan masyarakat
maupun lingkungan pondok pesantren,“ papar KH Asep Bunyamin. (*)
[www.kabarindonesia.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar